Motivasi & Inspirasi

WASPADA STRESS PANDEMI DI LINGKUNGAN KERJA

Tanggal : Rabu, 27 Oktober 2021 , 656


Tidak dapat dipungkiri, Covid-19 yang sedang melanda dunia menjadi pemicu utama dalam transformasi ke kondisi melek digital. Begitu mudahnya penularan dengan kontak fisik dan sosial membuat sebagian besar kegiatan yang kita lakukan berpindah ke ranah digital untuk membatasi pertemuan. Kegiatan produktif yang berpindah ke ranah digital atau yang dikenal dengan kehidupan hibrida (hybrid) menjadi satu hal yang kita percaya efektif dalam menghadapi pandemi Covid-19.  Kondisi-kondisi yang sebelumnya tidak dimungkinkan untuk dilakukan secara daring/online, mau tidak mau diadaptasi semaksimal mungkin dan merubah cara-cara kita menjalankan kehidupan (way of living).  Tentunya kita sering mendengar ataupun membaca istilah-istilah baru seperti: WFO/Work from Office (Bekerja dari Kantor); WFH/Work from Home (Bekerja dari rumah); WFA/ Work from Anywhere (Bekerja dari mana saja), hingga Zoom Meeting (Meeting secara virtual dengan menggunakan Aplikasi Zoom).

Bagaikan dua sisi koin, perubahan-perubahan yang kita lakukan dari bagaimana kita melakukan kegiatan sehari-hari khususnya dalam bekerja, membawa dampak yang baik dan juga, buruk. Adaptasi yang kita lakukan melalui perilaku di kenormalan baru (New Normal) memiliki dampak yang signifikan terhadap produktivitas kita sehari-hari. Hasil Survei Kesehatan Mental dari WHO terkait Pandemi Covid-19 dari 130 negara mengatakan bahwa sekitar 75 persen negara melaporkan terdapat gangguan pada Sebagian layanan kesehatan mental di sekolah dan tempat kerja. Temuan ini diperkuat juga dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Psikologi Amerika di tahun 2021:


Penelitian ini mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2020, tiga dari lima orang di Amerika mengalami kondisi stress yang terkait dengan pekerjaan dan mempengaruhi performa mereka secara negatif. Jika dikaitkan dengan isu kehidupan hibrida, hal ini menjadi semakin menarik. Kondisi bekerja hibrida memberikan batasan kurang jelasa bagaimana orang menjalankan aktivitas di New Normal, dari jam bekerja ataupun beristirahat sehingga menimbulkan kejenuhan dan kurangnya gairah, motivasi ataupun energi. Apa yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir fenomena ini?


1. Peningkatan Gaya Hidup Sehat

Keterkaitan antara tubuh, pikiran & jiwa disebut dengan interdependent, dimana adanya saling keterkaitan antara masing-masing entitas. Tentunya tidak asing dengan istilah Mens Sana In Corpore Sano, yang artinya Di Dalam Tubuh Yang Sehat Terdapat Jiwa Yang Kuat. Hal ini berlaku sebaliknya, dalam kehidupan hibrida, orang-orang kerap bekerja sambil duduk atau berbaring sambil mengemil, akan tetapi di sisi lainya, aktivitas di luar ruangan dibatasi karena adanya protokol kesehatan pembatasan jarak. Gaya hidup ini memicu implikasi buruk untuk kondisi fisik terutama obesitas. Atur waktu untuk melakukan olahraga secara teratur, lebih mengelola konsumsi gula, kalori serta optimalisasi multivitamin dan makanan bergizi sesuai dengan kebutuhan.

 

 

2. Work Life Balance

Melakukan upaya dalam merawat kesehatan mental dengan memberikan waktu bagi diri sendiri, seperti meditasi, melakukan kegiatan yang disenangi/hobi, refleksi diri. Pembagian peran yang seimbang penting dilakukan untuk mengenali diri sendiri dalam menghadapi kondisi yang baru dan tidak pasti.


Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia!


Salam,

Jeremy M B Ginting  

1.      


Bagikan :