Motivasi & Inspirasi
BISNIS PERTANIAN DI ERA DISRUPSI
Tanggal : Selasa, 05 Oktober 2021 , 324
Indonesia kita kenal dengan negara agraris yang memberi konsekwensi pertumbuhan ekonomi bagi kehidupan hampir keseluruh masyarakat Indonesia, untuk itulah pemerintah tetap memperhatikan di sektor pertanian dengan berbagai kebijakan. Disamping itu sektor pertanian tetap menjadi andalan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara kita. Karena negara Indonesia negara agraris, maka petani memegang peranan yang amat penting dari keseluruhan perekonomian nasional Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya rakyat Indonesia atau tenaga kerja dari sektor pertanian. Prof.Zun Peneliti Pertanian di salah satu Universitas Venezuela dan juga pemegang nobel dari PBB mengatakan bahwa : Sektor pertanian pasti akan tergilas kalau tidak ada perhatian yang tinggi dari pemerintah dalam satu negara agraris. Maka dari itu pembangunan sektor pertanian perlu perhatian dan focus pemerintah.
Pandemi Covid-19 saat ini tidak bisa dianggap remeh karena berdampak
juga dalam sektor pertanian salah satu imbasnya adalah terganggunya produksi
pertanian seluruh daerah. Setidaknya mempengaruhi harga pasar, jumlah pasokan
pangan dan juga tenaga kerja pertanian. Untuk itu Presiden RI pak Jokowi dalam
kunjungannya beberapa bulan yang lalu ke Sumatera Barat, menjelaskan “Kita
harus bisa memanfaatkan momentum pandemik ini untuk meningkatkan nilai tambah
disektor pertanian, karena ditengah pandemik ini pertanian menjadi sektor
unggulan karena bisa bergerak produktif dan melibatkan banyak orang” terang beliau.
Alhamdulilah di kwartal pertama tahun 2021 ini sektor pertanian tumbuh
positip 2,95 persen dan di kwartal kedua masih kembali tumbuh positip di angka
0.38 persen dan pada kwartal ketiga nanti kita yakin sektor pertanian masih
bisa tumbuh lebih baik lagi karena potensi pasar masih sangat besar” jelasnya.
Untuk itu dari berbagai potensi
yang ada, maka peran pasar di pertanian sangat menjanjikan, baik secara market
dan juga produktifitas.
Ada 4 poin yang harus dilakukan saat ini, bila ingin meningkatkan hasil atau produktifitas dan penghasilan dari bisnis pertanian, yaitu :
1.Pengetahuan Budidaya
2.Membaca Peluang
3.Partnership
4.Modal
1.Pengetahuan
Budidaya
Kecenderungan petani Indonesia yang telah berusaha lebih dari 2 tahun, rata-rata memiliki pengetahuan yang baik, walaupun mungkin belajar secara otodidak atau turun temurun dari orang tuanya, namun bisa dilihat mereka berani dan bisa berusaha maksimal. Kedepannya mungkin hanya butuh pengetahuan cara teknis Budidaya pertanian dengan baik dari segi tahapan-tahapan yang benar, misalnya cara teknis budidaya sesuai fungsinya, sehingga akan menekan biaya, waktu dan tenaga kerja. Salah satu contoh saja, pada umumnya petani saat ini cenderung memakai pestisida terlalu boros dalam hal dosis, juga pencampuran jenis pestisida yang diberikan untuk sekali penyemprotan, hal ini yang terus menerus harus di edukasi buat petani, agar kedepannya petani maju dengan menyesuaikan pestisida berdasarkan fungsi, sasaran, dosis dan pemanfaatannya. Hal ini butuh modul atau buku panduan yang ringkas penggunaan pestisida. Tambahannya, tidak kalah penting adalah penggunaan pupuk kimia untuk tanaman sesuai kandungan unsur dan fungsinya bagi tanaman, petani diharapkan bukan hanya menghafal nama pupuk dipasaran seperti : Urea, ZA, TSP, NPK, dan lainnya, tapi petani juga harus tahu kandungan apa yang didalam pupuk tersebut dan gunanya bagi tanaman. Jadi bukan Urea nya, yang di hafal, tapi unsur Nitrogen (N) pada Urea itulah yang dibutuhkan sebagai apa adalah untuk tanaman, demikian juga unsur lainnya seperti Posfor, Kalium dan lainnya. Sehingga petani kedepannya akan menjadi dokter bagi tanamannya.
2.Membaca Peluang
Membaca peluang saat ini sangatlah penting, apalagi dengan situasi pandemik
Covid-19. Petani dan pelaku bisnis pertanian harus beradaptasi dengan kondisi
di era disrupsi saat ini. Dengan diberlakukannya beberapa kebijakan pembatasan
berkumpul seperti PSBB, PPKM, maka kegiatan mengumpulkan massa baik itu di
Mall, Restoran, Resepsi di Balai (Jambur : Karo) sangat berkurang dan
akibatnya menghantam bisnis Catering, Rumah makan, Restoran dan Kuliner lainnya.
Padahal pada umumnya yang paling banyak dibutuhkan dari bisnis ini adalah dari
sektor produksi pertanian seperti seperti cabe, tomat dan sayuran. Hal inilah
berakibat terhadap beberapa harga ditingkat petani terpuruk periode tahun 2020
lalu hingga saat ini, di awal tahun 2021 saja, harga-harga cabe, tomat, kubis
cenderung tidak Kembali modal alias rugi ketika dipanen. Untuk itu petani harus
dibekali pengetahuan lebih, agar tidak bercocok tanam itu-itu saja, tapi bisa melihat
peluang yang ada misalnya tanaman Porang, Gandum, Okra, tomat chery, dan
lainnya. Juga petani mulai berpikir untuk meningkatkan Value suatu jenis
komoditi, misalnya kentang : tidak saja berpikir untuk dijual dalam bentuk
umbi, tapi saatnya di olah menjadi makanan, seperti perkedel, kue, bahkan juga
menjadi keripik kentang, agar petani yang memproduksi menentukan harga
berdasarkan hasil olahan. Banyak hal yang bisa petani lakukan saat ini, apalagi
di dukung oleh sosial media yang semakin canggih, seperti FB, IG, Youtube dan
lainnya bisa langsung menjual secara online, tidak harus membuka toko lagi.
3.Partnership
Zaman modern serba terbuka saat ini, sepertinya petani tidak boleh terus menggunkan sifat EGO nya, tapi sudah harus memikirkan kerja dengan system partner, boleh jadi dengan beberapa perusahaan yang bisa diandalkan untuk menanam komoditas yang baik sesuai area, contoh di Berastagi mungkin saja kita mencari mitra perusahaan sebesar Indofood dalam hal bertanam kentang merah untuk kebutuhan perusahaan, bisa juga cabe besar dan tomat untuk pemenuhan saos. Dengan adanya system partner ini, hasil yang kita produksi sudah pasti dibeli dan jaminan harga sesuai kesepakatan dari awal. Area potensi jagung bisa juga bermitra dengan Jagung hibrida Bisi anak perusahaan Charoen Pokphand Indonesia, Tbk, sehingga hasil yang di panen langsung dibawa ke pabrikan terbesar di Asia ini dengan jaminan harga jual diatas harga ketetapan pemerintah. Sekarang petani banyak pilihan-pilihan untuk bermitra, hanya butuh kesiapan melihat peluang dan keterjaminan hasil produksi. Boleh juga kita menjalin mitra dengan Supermarket yang ada didaerah kita untuk mengisi sayur mayur organik, mulai dari tomat cherry, pakchoy, cabe rawit, okra, asparagus dan lainnya. Memang harus memiliki waktu untuk melakukannya dan harus berkomitmen untuk memenuhi standart kwalitas dan kuota sesuai perjanjian. Tapi mulai berani menerobos pasar baru dengan system partner adalah keharusan. Disinilah pentingnya para petani saatnya tidak sendiri-sendiri, butuh bergabung dalam nama Kelompok tani, atau Gabungan Kelompok tani (Gapoktan) sehingga jumlah luasan tanaman serta produksi bisa saling membantu bagi perusahaan yang mau bermitra. Perlu dicoba.
4.Modal.
Dalam hal modal (dana), sebenarnya pemerintah sudah memberikan peluang
yang baik lewat bank pemerintah dengan cara pemberian KUR, bunga ringan dan
system pembayaran saat panen. KUR juga bisa memberikan puluhan juta bahkan
sampai ratusan pada petani, yang tentunya harus mempunyai kelayakan usaha atau bisnis
yang memadai. Kalau kita serius dan benar-benar menggunakan dana untuk modal
kerja, saya yakin ini akan berhasil. Para petani juga harus berpikir menantang diri
sendiri dengan system pendanaan seperti ini bila ingin maju dari usaha
pertanian. Karena pengalaman dari tahun ketahun alasan petani tidak maju adalah
karena kurang modal (tidak perlu lagi terjadi), tambahannya alasan penyakit, produksi
turun, harga produksi murah serta harga Saprodi yang terus naik (hal-hal ini
akan lebih bisa diantisipasi bila ada semacam partnership dengan perusahaan
yang setiap saat ada pendampingannya).
Satu hal bagi petani tidak kalah pentingnya adalah perlunya mengetahui
apa itu Analsia Usaha Tani setiap tanaman yang diusahakan, karena selama ini
petani cenderung membuat penakaran berdasarkan asumsi untung rugi saja, padahal
kalau petani dari awal mengetahui Analisa Usaha Tani maka mereka akan lebih
giat mengejar produktifitas, agar Break Even Poin (BEP) semakin rendah,
keuntungan semakin tinggi.
Motivasi & Inspirasi lainnya
- CALM DOWN, BUKAN LOCKDOWN
- BISNIS PERTANIAN DI ERA DISRUPSI
- HARUSKAH SAYA DATANG KE PSIKOLOG?
- UMKM DAN DIGITALISASI
- PENGEMBANGAN KARAKTER SDM & ORGANISASI DI MASA PANDEMI
- BUDIDAYA TANAMAN KOPI (EDISI 1)
- BIDANG HUKUM & ADVOKASI SERENITY
- ANAK DAN GADGET (BAGIAN I) KETIKA GADGET DINILAI “AMPUH” MENJADI “PENGASUH”
- RUMAH MOTIVASI & INSPIRASI SERENITY
- APA ITU UMKM?
- MODAL USAHA UMKM
- PANDEMI COVID-19 dan “BUSINESS TRANSFORMATION”
- WASPADA STRESS PANDEMI DI LINGKUNGAN KERJA
- BUDIDAYA TANAMAN KOPI (EDISI 2)
- INDIVIDUAL VALUES
- ANAK & GADGET (BAGIAN II) - KESEMPATAN ATAU ANCAMAN?
- SOLUSI DALAM SETIAP MASALAH (BAGIAN 1)
- SOLUSI DALAM MENGATASI MASALAH (BAGIAN 2)
- SOLUSI DALAM MENGATASI MASALAH (BAGIAN 3)
- MENATAP 2022